Monday, June 12, 2017

Tugas Laporan Baca Kitab Daniel



Nama               : SURIYAH S.
N I M              : 01041504
Mata Kuliah    : Tafsir PI IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Dosen              : Bp. Tutur Panjaitan, M.Th
Tugas               : Membuat Laporan Baca Kitab Daniel

1.1.  DANIEL DI DALAM KITAB DANIEL
Oleh karena di dalam kitab Daniel, diceritakan tentang tokoh Daniel se-bagai pahlawan, maka kitab itupun dinamakan "Kitab Daniel". Arti kata Daniel menurut RGGI antara lain adalah "Allah adalah Mahakuasa". Hal ini juga terdapat di dalam tulisan Babilonia, tulisan Nabaüs dan tulisan Polmi-renis. Di dalam Alkitab, nama Daniel itu terdapat dalam beberapa nas dan di dalam literatur Ugarit.
Menurut Dan 1:1-21, Daniel adalah seorang keturunan raja Yehuda, yang atas Irrintah raja Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia yang jaya waktu itu, dibawa ke dalam istana raja untuk dilatih menjadi pelayan raja Nebukadnezar. Kemungkinan Daniel turut diangkut sewaktu rnßa mudanya bersama raja Yoyakim ke Babilonia sebagai tawanan Jadi Daniel mendapat pendidikan di dalam istana pada masa mudanya. Akan tetapi menurut Dan 2:25, Daniel adalah seorang Yahudi (Yuda) yang tidak dikenal di antara banyak orang Yahudi yang tertawan di Diaspora3) (bwa: Babilonia). Barulah sesudah Daniel ini membuka tabir mimpi raja dengan tepat, maka dia mendapat jabatan terhormat di istana raja.
Karena begitu terkenalnya Daniel di dalam ist.ana, maka Daniel itu di dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani) digolongkan kepada para nabi. Walaupun demikian terdapat perbedaan di antara penglihatan Daniel dan nubuatan-nubuatan rnra nabi Perjanjian Lama (PL.). Para nabi PL biasanya menyampaikan antara lain : peringatan-peringatan, ancaman-ancaman dan juga perjanjian keselamatan dalam bentuk atau pernberitaan. Sedang di dalarn kitab Daniel kebanyakan penglihatan atau wahyu atau berupa mimpi, yang hampir semuanya itu tidak pernah berisikan peringatan, ancaman atau perjanjian, melainkul berupa ramalan kejadian masa mendatang kejadian masa lampau, yang pengungkapannya sering harus dengan mempergunakan bahasa "sandi" atau bahasa disampaikan kepada pendengamya. Uraian tentang hubungan antara perbuatan dengan nasib manusia dan pemberitahuan pengungkapan tabir penglihatan yang merupakan tugas dan kegiatan.
Daniel, sangat berpengaruh di kalangan istana raja Kelompok orang-orang bijaksana ini mempunyai kewajiban untuk kepada raja NebukÜezar semua yang aneh dan istimewa; oleh karena menurut keyakinan manusia antike, mereka ini memperoleh Irrnberian isyarat atau istimewa dari dewa atau dari ilahi, sebelum memangku jabatannya sebagai dukun atau peramal. Orang«ang bijaksana yang rnempunyai berbagai kemarnpuan, seperü pembawa kortnn, ahli nujum, astrolog dan peramal. sangat diperlukan oleh seorang penguasa agung dari suatu kerajaan baru seperti kerajaan Babilonia ini. Contoh-contoh kehidurnn raja dan istana wperti ini terdapat juga di kerajaan Mesir dan kerajaan-kerajaan Iain di Timur Tengah Kuno, di mana para mantis (dari barnsa Yunani "mantis" = peramal) merupakan raja. Akan tetapi dari para orang-orang bijaksana ini dalam waktu yang akan diminta nasehat dan pandangannya untuk memecahkan hukum dan politik. Terutama mengenai tradisi historis, istana, demikian juga untuk pernilihan menjadi negara, pendidikan dan latihan, dernikian juga rrngawasan terhadap kepegawaian, pua orang inilah yang bertanggung jawab. Jadi orang yang paling i&al untuk menjadi orang bijaksana istana sebcnarnya haruslah orang yang bisa, wperti: kesanggupan meramal (mantis), berpengetahuan sejarah dan pengetahunn urnum, sehingga dapat menyesuaikan diri untuk menguasai situasi istana. Dengan (krnikian orang ini sangat diperlukan seorang raja.
para orang bijaksana ini di dalam literatur Timur Tengah Kuno telah mernpunyai yang larna dan baik di dalam literatur di tengah-tengah bangsa Israel maupun di luar lingkungan Israel. Yang menjadi pola internasional tentang orang-orang bijaksana ini adalah tradisi Isræl telah gambar asli tentang kesuksesan orang-orang Yahudi di Dißr»ra atau di tempat perantatnn (baca : pengembangan) dalam hal orang bijaksana ini. Misalnya saja Yusuf, Nehemia, Tobit dan Mordekhai, yang juga tetap Etia terhadap kepercayaan monoteistis atau mmoteisme.
Akan Etapi justru disebabkan pengaruhnya yang begitu di dalam istana, kelompok orang bijaksana ini dapat juga terancam hidupnya. Kelompok orang ini adul kaum intelektual yang "ruik daun", yang sebenarnya tidak mempunyai hubungan keluarga dengan orang yang berkun seperti kaum bangsawan asli, dan juga tidak termasuk kelompok militer, yang dapat mereka minta bantuannya. Padahal ada beberapa kelornpok profesi yang mengadakan persekongkolan dan membentuk kelompok konkurensi terhadap kelompok orang-orang bijaksana tadi.
Oleh karena itu dimengerti, bahwa kelompok orang-orang bijak- sana ini sangat tergantung kepada keramahan dan belas k%ßihan serta ke- percayaan penguasa sendiri, yang harus selalu diperhatikan setiap kelompok yang ada di istana, oleh karena penguasa inilah merupakan sentral segala sesuatunya di dalam kehidupan istana. Oleh karena itu, yang disebut ceritera-ceritera kebijaksanaan, seperti: Yusuf, Tobizs dan Ester, yang terdapat di dalam literatur Yahudi (bangsa Yehuda), selalu dihubungkan atau dipertemukan dengan orang-orang yang bijaksana, baik di dalam literatur-literatur yang tergolong muda atau belakangan, maupun di kalangan para orang saleh sendiri. Dalam ceritera-ceritera kebijaksanaan yang masih utuh, sering juga tentang penyelamatan para pahlawan, yang masih dapat bcrtahan pada waktu kesusahan atau dalam kcadaan darurat.
Umpamanya di dalam literatur kebijaksanaan Israel disebutkan, bahwa bagi nenekmoyang Israel ditunjukkan, bahwa kebijaksanaan merupakan penyelamat yang berlaku untuk ser-nua yang setia melakukan mengikuli kebijaksanaan itu.
Hal yang demikian itu terdapat juga di dalam diri orang bijaksana seperti Daniel dan kawan-kawannya, di mana keselamatan terjadi oleh karena peranan dari kebijaksanaan yang mereka miliki sendiri (Dan 3:6). Di dalam ceritera penyelamatan oleh kebijaksanaan ini menunjukkan bahwa Daniel merupakan satu figur (sosok) yang istimewa di dalam kelompok orang-orang bijaksana, yang berada di dalam istana Nebukadnezar. Nasib Daniel dan teman-temannya mengundang campurtangan kekuatan surgawi, seperti: malaikat Tuhan menolong mereka di dalam api (Dan 3:24-25; 6:23).
Dengan kenyataan ini menjadi jekß di hadapan umum, bahwa orang-orang bijaksana ini, yang menurut pengertian dan ratio manusia tidak tertolong lagi dari kematian yang menimpa mereka, narnun Oleh tanda ajaib yang di luar dunia ini, mereka ini diakui sebagai rekan makhluk surgawi.
Jenis penyelamatan Daniel dan kawan-kawannya menjadikan penderitaan mereka menjadi satu perwujudan (manifestasi) dari keberadaan mereka yang tak dapat dirusak dan manifestasi dari kekuasaan Allah mereka yang surgawi.
Oleh sebab itu Daniel di dalam kitab Daniel dinyatakan selaku "yang dikasihi" Allah (Dan 9:23; 10:11, 19), dan dengan resmi diakui, bahwa kebijaksanaan yang dimiliki Daniel sunguh-sungguh dan diilhami oleh Allah sendiri (Dan 4:5; 5:14). Dengan &mikian Daniel tidak dipandang hanya sebagai seorang yang bijaksana, tetapi juga selaku saksi dari an-perbuatan Allah di surga. Keistimewaan kebijaksanaan Daniel dinyatakan terutama dalam menerjemahkan atau menafsirkan mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Dalam penafsiran mimpi-mimpi, Daniel ini tidak mempergunakan teknik manük yang telah lama dimilikinya dengan buku-buku tentang mimpi. Keahliannya menafsirkan mirppi-mimpi itu adalah melalui wahyu Allah yang disampaikan kepadanya dan di dalam wahyu-wahyu pribadi yang diterimanya. Daniel dapat mengalami kejadian-kejadian surgawi, atau kejadian yang akan terjadi di bumi ini; dan hal ini diberitahukan kepada Daniel oleh figur-figur atau manusia-manusia surgawi.
Oleh karena wahyu-wahyu ini tidak diberikan kepada raja, melainkan hanya kepa& Daniel, maka wahyu-wahyu ini akhimya diperuntukkan juga hanya untuk para pembaca. Dengan demikian nilai dan arti literaris dari figur Daniel, terutama di dalam sifatnya sebagai saksi untuk perbuatan-perbuatan Allah yang di burni, yang selarna ini terselubung di burni ini sangat diperlukan dalarn menafsirkan kitab Daniel. Daniel adalah orang yang ditentukan untuk menyatakannya kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam hal ini figur Daniel mirip denwl Evangelis Yohanes dalam Perjanjian Baru (PB). Sama seperti Yohanes adalah saksi yang sejati, yang membuka arti Yesus Kristus (Yoh 21:20-25), yaitu Firman yang telah menjadi manusia (Yoh 1:14), dernikianlah Daniel adalah saksi sejati akan Firman Allah, yang benar-benar memasuki sejarah duniawi dan dapat dengan sesungguhnya dialami (Dan 10:1).


1.2.  ASAL.USUL TOKOH DANIEL
Seperti telah dipaparkan dalam bagian terdahulu, bahwa person atau sosok Daniel adalah yang merupakan tokoh utama dalam kitab Daniel. Nama Daniel ini hampir tidak disinggung dalam buku-buku lain dalam Alkitab. Di samping itu, untuk dapat dimengerti, kenapa nama Daniel hampir tidak disinggung dalam bagian Kitab Suci lain, dapat dikatakan, sesuai dengan pendapat pakar-pakar teologi, bahwa kitab Daniel baru dituliskan kira-kira tahun 200 seb.M. Ditambahkan pula, bahwa kitab Daniel termasuk ke dalam kategori buku-buku, yang l*nulisnya tetap tidak dikenal, namun buku itu dituliskan untuk tokoh ideal dari kitab itu. Juga ada beberapa hal perlu diperhatikan.
Pertama, perlu dikaji lebih dalam kenapa justru nama Daniel di dalam buku Daniel ini dijadikan menjadi figur saksi Allah yang sangat menentukan? Di dalam Yeh 28:3 ada disebut nama Daniel, secrang yang bijaksana. Daniel ini dipergunakan sebagai obyek perbandingan dengan raja Tirus, yang tinggi hati. Dikatakan, bahwa hikmat raja Tirus ini melebihi hikmat Daniel. Menurut tradisi Yahudi, Daniel ini adalah identik dengan Daniel yang menjadi tokoh utama kitab Daniel. Namun ada pendapat yang lain yang mengatakan, bahwa Daniel yang disebut dalarn buku Yehezkiel adalah seorang yang bijaksana dan terpandang, dan seorang yang saleh non-Israel (yang bukan Israel) dari zaman sebelum air bah.

No comments:

Post a Comment

Official Virgozta