Nama :
SURIYAH S.
N I M :
01041504
Mata Kuliah : Tafsir PI IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Dosen :
Bp. Tutur Panjaitan, M.Th
Tugas :
Membuat Laporan Baca Kitab Daniel
1.1. DANIEL DI DALAM KITAB DANIEL
Oleh karena
di dalam kitab Daniel, diceritakan tentang tokoh Daniel se-bagai pahlawan, maka
kitab itupun dinamakan "Kitab Daniel". Arti kata Daniel menurut RGGI
antara lain adalah "Allah adalah Mahakuasa". Hal ini juga terdapat di
dalam tulisan Babilonia, tulisan Nabaüs dan tulisan Polmi-renis. Di dalam
Alkitab, nama Daniel itu terdapat dalam beberapa nas dan di dalam literatur
Ugarit.
Menurut Dan
1:1-21, Daniel adalah seorang keturunan raja Yehuda, yang atas Irrintah raja
Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia yang jaya waktu itu, dibawa ke dalam
istana raja untuk dilatih menjadi pelayan raja Nebukadnezar. Kemungkinan Daniel
turut diangkut sewaktu rnßa mudanya bersama raja Yoyakim ke Babilonia sebagai
tawanan Jadi Daniel mendapat pendidikan di dalam istana pada masa mudanya. Akan
tetapi menurut Dan 2:25, Daniel adalah seorang Yahudi (Yuda) yang tidak dikenal
di antara banyak orang Yahudi yang tertawan di Diaspora3) (bwa: Babilonia).
Barulah sesudah Daniel ini membuka tabir mimpi raja dengan tepat, maka dia
mendapat jabatan terhormat di istana raja.
Karena
begitu terkenalnya Daniel di dalam ist.ana, maka Daniel itu di dalam
Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani) digolongkan
kepada para nabi. Walaupun demikian terdapat perbedaan di antara penglihatan
Daniel dan nubuatan-nubuatan rnra nabi Perjanjian Lama (PL.). Para nabi PL
biasanya menyampaikan antara lain : peringatan-peringatan, ancaman-ancaman dan
juga perjanjian keselamatan dalam bentuk atau pernberitaan. Sedang di dalarn
kitab Daniel kebanyakan penglihatan atau wahyu atau berupa mimpi, yang hampir
semuanya itu tidak pernah berisikan peringatan, ancaman atau perjanjian,
melainkul berupa ramalan kejadian masa mendatang kejadian masa lampau, yang
pengungkapannya sering harus dengan mempergunakan bahasa "sandi" atau
bahasa disampaikan kepada pendengamya. Uraian tentang hubungan antara perbuatan
dengan nasib manusia dan pemberitahuan pengungkapan tabir penglihatan yang
merupakan tugas dan kegiatan.
Daniel,
sangat berpengaruh di kalangan istana raja Kelompok orang-orang bijaksana ini
mempunyai kewajiban untuk kepada raja NebukÜezar semua yang aneh dan istimewa;
oleh karena menurut keyakinan manusia antike, mereka ini memperoleh Irrnberian
isyarat atau istimewa dari dewa atau dari ilahi, sebelum memangku jabatannya
sebagai dukun atau peramal. Orang«ang bijaksana yang rnempunyai berbagai
kemarnpuan, seperü pembawa kortnn, ahli nujum, astrolog dan peramal. sangat
diperlukan oleh seorang penguasa agung dari suatu kerajaan baru seperti kerajaan
Babilonia ini. Contoh-contoh kehidurnn raja dan istana wperti ini terdapat juga
di kerajaan Mesir dan kerajaan-kerajaan Iain di Timur Tengah Kuno, di mana para
mantis (dari barnsa Yunani "mantis" = peramal) merupakan raja. Akan
tetapi dari para orang-orang bijaksana ini dalam waktu yang akan diminta
nasehat dan pandangannya untuk memecahkan hukum dan politik. Terutama mengenai
tradisi historis, istana, demikian juga untuk pernilihan menjadi negara,
pendidikan dan latihan, dernikian juga rrngawasan terhadap kepegawaian, pua
orang inilah yang bertanggung jawab. Jadi orang yang paling i&al untuk
menjadi orang bijaksana istana sebcnarnya haruslah orang yang bisa, wperti:
kesanggupan meramal (mantis), berpengetahuan sejarah dan pengetahunn urnum,
sehingga dapat menyesuaikan diri untuk menguasai situasi istana. Dengan
(krnikian orang ini sangat diperlukan seorang raja.
para orang
bijaksana ini di dalam literatur Timur Tengah Kuno telah mernpunyai yang larna
dan baik di dalam literatur di tengah-tengah bangsa Israel maupun di luar
lingkungan Israel. Yang menjadi pola internasional tentang orang-orang
bijaksana ini adalah tradisi Isræl telah gambar asli tentang kesuksesan
orang-orang Yahudi di Dißr»ra atau di tempat perantatnn (baca : pengembangan)
dalam hal orang bijaksana ini. Misalnya saja Yusuf, Nehemia, Tobit dan
Mordekhai, yang juga tetap Etia terhadap kepercayaan monoteistis atau mmoteisme.
Akan Etapi
justru disebabkan pengaruhnya yang begitu di dalam istana, kelompok orang
bijaksana ini dapat juga terancam hidupnya. Kelompok orang ini adul kaum
intelektual yang "ruik daun", yang sebenarnya tidak mempunyai
hubungan keluarga dengan orang yang berkun seperti kaum bangsawan asli, dan
juga tidak termasuk kelompok militer, yang dapat mereka minta bantuannya.
Padahal ada beberapa kelornpok profesi yang mengadakan persekongkolan dan
membentuk kelompok konkurensi terhadap kelompok orang-orang bijaksana tadi.
Oleh karena
itu dimengerti, bahwa kelompok orang-orang bijak- sana ini sangat tergantung
kepada keramahan dan belas k%ßihan serta ke- percayaan penguasa sendiri, yang
harus selalu diperhatikan setiap kelompok yang ada di istana, oleh karena
penguasa inilah merupakan sentral segala sesuatunya di dalam kehidupan istana.
Oleh karena itu, yang disebut ceritera-ceritera kebijaksanaan, seperti: Yusuf,
Tobizs dan Ester, yang terdapat di dalam literatur Yahudi (bangsa Yehuda),
selalu dihubungkan atau dipertemukan dengan orang-orang yang bijaksana, baik di
dalam literatur-literatur yang tergolong muda atau belakangan, maupun di
kalangan para orang saleh sendiri. Dalam ceritera-ceritera kebijaksanaan yang
masih utuh, sering juga tentang penyelamatan para pahlawan, yang masih dapat
bcrtahan pada waktu kesusahan atau dalam kcadaan darurat.
Umpamanya di
dalam literatur kebijaksanaan Israel disebutkan, bahwa bagi nenekmoyang Israel
ditunjukkan, bahwa kebijaksanaan merupakan penyelamat yang berlaku untuk
ser-nua yang setia melakukan mengikuli kebijaksanaan itu.
Hal yang
demikian itu terdapat juga di dalam diri orang bijaksana seperti Daniel dan
kawan-kawannya, di mana keselamatan terjadi oleh karena peranan dari
kebijaksanaan yang mereka miliki sendiri (Dan 3:6). Di dalam ceritera
penyelamatan oleh kebijaksanaan ini menunjukkan bahwa Daniel merupakan satu
figur (sosok) yang istimewa di dalam kelompok orang-orang bijaksana, yang
berada di dalam istana Nebukadnezar. Nasib Daniel dan teman-temannya mengundang
campurtangan kekuatan surgawi, seperti: malaikat Tuhan menolong mereka di dalam
api (Dan 3:24-25; 6:23).
Dengan
kenyataan ini menjadi jekß di hadapan umum, bahwa orang-orang bijaksana ini,
yang menurut pengertian dan ratio manusia tidak tertolong lagi dari kematian
yang menimpa mereka, narnun Oleh tanda ajaib yang di luar dunia ini, mereka ini
diakui sebagai rekan makhluk surgawi.
Jenis
penyelamatan Daniel dan kawan-kawannya menjadikan penderitaan mereka menjadi
satu perwujudan (manifestasi) dari keberadaan mereka yang tak dapat dirusak dan
manifestasi dari kekuasaan Allah mereka yang surgawi.
Oleh sebab
itu Daniel di dalam kitab Daniel dinyatakan selaku "yang dikasihi"
Allah (Dan 9:23; 10:11, 19), dan dengan resmi diakui, bahwa kebijaksanaan yang
dimiliki Daniel sunguh-sungguh dan diilhami oleh Allah sendiri (Dan 4:5; 5:14).
Dengan &mikian Daniel tidak dipandang hanya sebagai seorang yang bijaksana,
tetapi juga selaku saksi dari an-perbuatan Allah di surga. Keistimewaan
kebijaksanaan Daniel dinyatakan terutama dalam menerjemahkan atau menafsirkan
mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Dalam penafsiran mimpi-mimpi, Daniel
ini tidak mempergunakan teknik manük yang telah lama dimilikinya dengan buku-buku
tentang mimpi. Keahliannya menafsirkan mirppi-mimpi itu adalah melalui wahyu
Allah yang disampaikan kepadanya dan di dalam wahyu-wahyu pribadi yang
diterimanya. Daniel dapat mengalami kejadian-kejadian surgawi, atau kejadian
yang akan terjadi di bumi ini; dan hal ini diberitahukan kepada Daniel oleh
figur-figur atau manusia-manusia surgawi.
Oleh karena
wahyu-wahyu ini tidak diberikan kepada raja, melainkan hanya kepa& Daniel,
maka wahyu-wahyu ini akhimya diperuntukkan juga hanya untuk para pembaca.
Dengan demikian nilai dan arti literaris dari figur Daniel, terutama di dalam
sifatnya sebagai saksi untuk perbuatan-perbuatan Allah yang di burni, yang
selarna ini terselubung di burni ini sangat diperlukan dalarn menafsirkan kitab
Daniel. Daniel adalah orang yang ditentukan untuk menyatakannya kepada pembaca
atau pendengarnya. Dalam hal ini figur Daniel mirip denwl Evangelis Yohanes
dalam Perjanjian Baru (PB). Sama seperti Yohanes adalah saksi yang sejati, yang
membuka arti Yesus Kristus (Yoh 21:20-25), yaitu Firman yang telah menjadi
manusia (Yoh 1:14), dernikianlah Daniel adalah saksi sejati akan Firman Allah,
yang benar-benar memasuki sejarah duniawi dan dapat dengan sesungguhnya dialami
(Dan 10:1).
1.2. ASAL.USUL TOKOH DANIEL
Seperti
telah dipaparkan dalam bagian terdahulu, bahwa person atau sosok Daniel adalah
yang merupakan tokoh utama dalam kitab Daniel. Nama Daniel ini hampir tidak
disinggung dalam buku-buku lain dalam Alkitab. Di samping itu, untuk dapat
dimengerti, kenapa nama Daniel hampir tidak disinggung dalam bagian Kitab Suci
lain, dapat dikatakan, sesuai dengan pendapat pakar-pakar teologi, bahwa kitab
Daniel baru dituliskan kira-kira tahun 200 seb.M. Ditambahkan pula, bahwa kitab
Daniel termasuk ke dalam kategori buku-buku, yang l*nulisnya tetap tidak
dikenal, namun buku itu dituliskan untuk tokoh ideal dari kitab itu. Juga ada
beberapa hal perlu diperhatikan.
Pertama,
perlu dikaji lebih dalam kenapa justru nama Daniel di dalam buku Daniel ini
dijadikan menjadi figur saksi Allah yang sangat menentukan? Di dalam Yeh 28:3
ada disebut nama Daniel, secrang yang bijaksana. Daniel ini dipergunakan
sebagai obyek perbandingan dengan raja Tirus, yang tinggi hati. Dikatakan,
bahwa hikmat raja Tirus ini melebihi hikmat Daniel. Menurut tradisi Yahudi,
Daniel ini adalah identik dengan Daniel yang menjadi tokoh utama kitab Daniel.
Namun ada pendapat yang lain yang mengatakan, bahwa Daniel yang disebut dalarn
buku Yehezkiel adalah seorang yang bijaksana dan terpandang, dan seorang yang
saleh non-Israel (yang bukan Israel) dari zaman sebelum air bah.
No comments:
Post a Comment
Official Virgozta