Nama :
SURIYAH S.
N I M :
01041504
Mata Kuliah : Tafsir PL IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Dosen :
Bp. Tutur Panjaitan, M.Th
Tugas :
Membuat Laporan Baca Kitab Yesaya Pasal 1-39
PEMBIMBING SINGKAT KEPADA
KITAB YESAYA 1 - 39
Di antara
kitab nabi-nabi, Kitab Yesaya tidak hanya merupakan kitab yang terpanjang,
tetapijuga mempunyai tempat dan beritanya khusus. Betapa pentingnya kitab ini
dapat kita lihat dari latar belakang sejarah dan zaman yang bersifat menentukan
dalam sejarah Israel kuno, yaitu zaman abad ke-8 SM., sampai zaman. Pembuangan
pada abad ke-6 SM. Zaman-zaman tersebut penuh dengan gejolak dan ketegangan
sosial-politik yang menentukan bagi Israel maupun Yahudi. Di dalamnya kita
membaca berita kenabian, tindakan-tindakan di tengah ketegangan dan krisis
dunia kuno; kitajuga membaca respons dan reaksi Israel, kuasa iman dan firman
Allah, interpretasi tentang sejarah dan berita-berita yang bersifat mesianis.
Kitab ini
merupakan suatu koleksi nubuatan dan bahan-bahan pemyataan yang beraneka-ragam
dan amat kaya isinya. Sernuanya bersifat kompleks dan dapat dibagi
dalam dua
bagian besar, yaitu Yesaya I — 39 dan Yesaya 40 — 66, yang dilatar bela-kangi
oleh zaman-zaman yang berbeda, karenanya menyampaikan berita-berita profetis
yang khas.
1. Untuk bisa lebih mengerti Kitab Yesaya I —39, maka
baiklah dahulu kita memperhatikan latar
belakang zaman dan sejarahnya, sebagai berihdt:
a.
Keadaan sosial-politis pada abad ke-8 SM. Israel
Utara, yang berbatasan dengan Fenisia dan Aram, menarik banyak faedah yang
besar karena letaknya yang strategis untuk usaha komersial. Demikian juga
dengan Yehuda, melalui lautan mengadakan hubungan dagang dengan Arabia Selatan
(Sebna dan Ofir).
Hal itu
menambah potensi dan kekayaan negara. Timbullah golongan pedagang yang kaya dan
berpengaruh sekali. Golongan "kapitalis" ini mempengaruhi para
pemimpin dan pejabat, sehingga menimbulkan gejolak-gejolak sosial dan kemerosotan
moral, jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin, pelecehan keadilan dan
kebenaran, dan sebagainya.
b. suasana
yang ' 'cerah" segera berubah menjadi seram yang disebabkan Oleh
"awan gelap" yang datang menudungi
mereka. Timbullah adi-kuasa baru yang datang dari Timur Laut, yaitu Asyur
dengan rajanya Tiglath Pileser Ill (disebut Pul dalam 2 Raj. 15: 19) pada tahun
745 SM. Dia berambisi besar untuk mengadakan ekspansi ke Barat. Ini berarti
bahwa negara-negara Aram, Fenisia, Israel dan Yehuda bahkan Mesir terancam
keselamatannya.
Inilah
zaman di mana Yesaya dipanggil menjadi nabi pada tahun 742 SM. Raja Pekah dari
Israel Utara bersama Raja Rezin dari Aram, mengadakan suatu persekutuan militer
untuk
melawan Asyur. Oleh karena Raja Ahas dari Yehuda me- nolak untuk bergabung
dalam persekutuan itu, maka Pekah dan Rezin mengepung kota Yerusalem dengan
maksud untuk menyisihkan Raja Ahas. Perang ini disebut perang Syiro-Efraimi
(734 — 733 SM.). Raja Ahas lalu minta bantuan dari Asyur, wa-laupun Nabi Yesaya
menegomya. Tiglath Pileser, raja Asyur, lalu datang menyerang Israel Utara dan
menduduki tanah Galilea. la selanjumya menjajah tanah Filistin sepanjang pantai
Israel Utara di seberang sungai Yordan (tanah Gilead). Kernudian Tiglath
Pileser juga menduduki tanah Aram dengan ibukota Damaskus (732). Pada tahun 726
SM., Tiglath Pileser wafat dan diganti Oleh Salmanesser V. Sementara Israel
Utara tetap memberontak terhadap Asyur. Akibatnya, pada tahun 721 SM., kota
Samariajatuh dan diduduki Oleh Asyur, setelah dikepung tiga tahun lamanya.
Negara Israel Utara dihapus oleh Raja Sargon dan sebagian besar penduduknya
dibuang ke Asyur.
c. Negara
Yehuda sementara itu masih dapat bertahan oleh karena bersikap me- ngalah
terhadap Asyur. Akan tetapi, lama kelamaan timbullah juga nafsu untuk
memberontak terhadap Asyur dengan mendapat dukungan dari Mesir. Dua kali mereka
telah memberontak. Perlama pada waktu Raja Sargon Il dari Asyur yang wafat pada
tahun 705 SM. (lih. pasal 36 — 37). Pemberontakan kedua ditumpas oleh Raja
Sanherib. Yehuda diduduki dan dirusak, akan tetapi Sanherib tidak berhasil
merebut kota Yerusalem (701 SM.).
d. Pesan
Nabi Yesaya di tengah krisis nasional itu : senantiasa aktifmemberitakan firman
Tuhan kepada raja-raja Yehuda dan para pemimpin di Yehuda, agar dengan penuh
keberanian dan ketegasan tetap bersikap waspada dan bertindak. Yesaya
menasihatkan agar Yehuda tetap bersandar kepada Tuhan saja, dan jangan kepada
negara-negara besar lainnya, seperti Asyur atau Mesir. Pada satu pihak Asyur
di- pandang sebagai alat di tangan Tuhan yang menghukum kejahatan dan
kemurtadan Yehuda (lih. 10:5 dst.). Akan tetapi, pada pihak lain Asyur sendiri,
oleh karena kesombongannya, tidak akan luput dari hukuman Tuhan (lih. 10:7-19,
25-27; 14:24- 27; 31 dst.). Mesir pun merupakan negara yang rapuh, karena
sebenar- nya ia lemah dan juga hina (30:7; 31:3).
2. Aktivitas kenabian Yesaya.
Periode-periode aktivitas kenabian Yesaya dapat dibagi atas:
a. Aktivitas mula-mula (742 — 734 SM.)
- Nubuat-nubuat yang berhubungan dengan timbulnya ancaman dari Asyur terhadap Yehuda. Kecaman terhadap Israel dan Yehuda, dan memberitakan hukuman malapetaka alam.
- Menentang Raja Ahas dalam rangka menghadapi ancaman perang Syiro- Efraimi (734-733).
b. Aktivitas lanjutan (715 — 705)
- Penolakan Raja Ahas terhadap nubuat-nubuat yang disampaikan. Kota Samaria benar-benar jatuh pada tahun 721 SM.
- Berita hukuman terhadap Filistin dan bangsa-bangsa kafir, danjuga terhadap para pemimpin di Yerusalem karena telah murtad (28:7-22; 30:1-5; 31 : 1-3; 22:15-25; 29:1-16).
c. Aktivitas kemudian (7()5 — 701)
Yesaya terlibat dalam suasana kritis politik nasional yang dihadapi oleh Raja Hizkia. Peristiwa-peristiwa pada tahun-tahun ini mencetuskan nubuat-nubuat yang kemudian dijadikan inti dari pengumpulan pencatatan nubuat-nubuat Yesaya dalam menghadapi serangan dari Sanherib terhadap Yerusalem. Yesaya berseru kepada Hizkia agar jangan bersandar kepada Mesir atau negara-negara lain, melainkan ke- pada kuasa Tuhan saja. Asyur, pada satu pihak adalah alat dalam tangan Tuhan, akan tetapi pada pihak lain Asyur juga akan dihukum oleh Tuhan (10:5-19; 37:22-29). Setelah pengepungan dan pengrusakan Yerusalem pada tahun 701 SM., tidak diketahui lagi aktivitas Nabi Yesaya.
3. Pemikiran-pemikiran pokok dan makna teologinya.
Berita kenabian Yesaya dikaitkan dengan situasi sosial politik yang bervariasi pada mman-mman yang berubah-ubah. Tuhan dinyatakan sebagai Yang Setiawan terhadap Petjanjian-Nya dan terhadap rencana keselamatan-Nya. Inilah berita peng-harapan dan yang penting dalam kitab ini (7:4; 6:13). Tuhan akan men- datangkan mrnan yang baru di mana ada kebenaran dan keadilan secara Lmiversal, darnai sejahtera di seluruh alam semesta di bawah pemerintahan seorang Raja Damai (9:1-6; 11:1-10•, 12:14; 19:18-25).
Tuhan yang Mahakudus menguasai dan menentukan sejarah bangsa-bangsa dunia. Dia adalah satu-satunya Allah dan Penolong yang patut diberi hormat dan sembah. Oleh karenanya, fir-man Tuhan di segala bidang kehidupan manusia: dalam politik dan masa-masa krisis di dunia. Di sinilah kita melihat tugas Gereja di seluruh dunia. Tuhan adalah keselamatan kita!
4. Komposisi kitab dan penyusunannya.
Jelaslah bahwa susunan kitab ini amat kompleks Oleh karena tidak berasal dari satu tangan, melainkan merupakan satu pengumpulan dari para redaktor yang memelihara tradisi Yesayanis pada mrnan yang berbeda-beda. Menurut para pakar pada umumnya (mis. Robert H. Pfeiffer dalam bukunya Introduction of the Old Testament), Kitab Yesaya ini disusun dalam txberapa tahap dan merupakan Suatu 'koleksi dari koleksi-koleksi tradisi Yesayanis'.
Secara singkat dan sederhana, komposisinya bisa dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu: pengumpulan pertama meliputi pasa-pasal I — 12 yang disusun Oleh redaktor sesudah kematian Nabi Yesaya; hal ini tampak padajudul I : I yang meng-uraikan siapa Nabi Yesaya itu. Pengumpulan kedua meliputi pasal-pasal 13 — 27 yang merupakan suatu koleksi yang sebagian besar berasal dari tradisi Yesayanis, dengan menambahkan satu bagian yang bersifat apokaliptis pada pasal 24 — 27. Pengumpulan ketiga meliputi pasal 28 — 39, yang bersifat lebih kompleks lagi dan meliputi:
- Kelompok ayat-ayat dalam pasal 28 — 33: intinya berisi nubuat dari Nabi Yesaya sendiri, kernudian ditambah dengan bagian yang bersifat apokaliptis (pasal 32 - 33).
- Pasal 34 — 35 kemudian ditambahkan penutup yang bersifat eskatologis.
Dengan demikian, koleksi itu merupakan satu kesatuan lengkap dari pasal I sampai dengan pasal 35. Akan tetapi, sekitar abad ke-3 SM., pasal 36 — 39 ditarn- bahkan lagi kepada kitab kesatuan pasal 1 — 35 tersebut. Tambahan terakhir ini dida-sarkan atas Kitab 2 Raja-raja 18: 13 — 20: 19, dan dijadikannya penutup untuk Kitab Yesaya 28 - 39.
Dalam penyusunan tafsiran atas kitab ini, kami menggunakan tiga pembagian besar, sebagai berikut:
- Bagian per-tama meliputi pasal I — 12.
- Bagian keduameliputi pasal 13 — 27.
- Bagian ketiga meliputi pasal 28 — 39
No comments:
Post a Comment
Official Virgozta