Monday, June 12, 2017

Tugas Laporan Baca Kitab Yesaya Pasal 1-39



Nama               : SURIYAH S.
N I M              : 01041504
Mata Kuliah    : Tafsir PL IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Dosen              : Bp. Tutur Panjaitan, M.Th
Tugas               : Membuat Laporan Baca Kitab Yesaya Pasal 1-39

PEMBIMBING SINGKAT KEPADA
KITAB YESAYA 1 - 39

Di antara kitab nabi-nabi, Kitab Yesaya tidak hanya merupakan kitab yang terpanjang, tetapijuga mempunyai tempat dan beritanya khusus. Betapa pentingnya kitab ini dapat kita lihat dari latar belakang sejarah dan zaman yang bersifat menentukan dalam sejarah Israel kuno, yaitu zaman abad ke-8 SM., sampai zaman. Pembuangan pada abad ke-6 SM. Zaman-zaman tersebut penuh dengan gejolak dan ketegangan sosial-politik yang menentukan bagi Israel maupun Yahudi. Di dalamnya kita membaca berita kenabian, tindakan-tindakan di tengah ketegangan dan krisis dunia kuno; kitajuga membaca respons dan reaksi Israel, kuasa iman dan firman Allah, interpretasi tentang sejarah dan berita-berita yang bersifat mesianis.
Kitab ini merupakan suatu koleksi nubuatan dan bahan-bahan pemyataan yang beraneka-ragam dan amat kaya isinya. Sernuanya bersifat kompleks dan dapat dibagi
dalam dua bagian besar, yaitu Yesaya I — 39 dan Yesaya 40 — 66, yang dilatar bela-kangi oleh zaman-zaman yang berbeda, karenanya menyampaikan berita-berita profetis yang khas.
1.      Untuk bisa lebih mengerti Kitab Yesaya I —39, maka baiklah dahulu kita  memperhatikan latar belakang zaman dan sejarahnya, sebagai berihdt:
a.       Keadaan sosial-politis pada abad ke-8 SM. Israel Utara, yang berbatasan dengan Fenisia dan Aram, menarik banyak faedah yang besar karena letaknya yang strategis untuk usaha komersial. Demikian juga dengan Yehuda, melalui lautan mengadakan hubungan dagang dengan Arabia Selatan (Sebna dan Ofir).
Hal itu menambah potensi dan kekayaan negara. Timbullah golongan pedagang yang kaya dan berpengaruh sekali. Golongan "kapitalis" ini mempengaruhi para pemimpin dan pejabat, sehingga menimbulkan gejolak-gejolak sosial dan kemerosotan moral, jurang kesenjangan antara si kaya dan si miskin, pelecehan keadilan dan kebenaran, dan sebagainya.
b.      suasana yang ' 'cerah" segera berubah menjadi seram yang disebabkan Oleh "awan gelap" yang datang menudungi mereka. Timbullah adi-kuasa baru yang datang dari Timur Laut, yaitu Asyur dengan rajanya Tiglath Pileser Ill (disebut Pul dalam 2 Raj. 15: 19) pada tahun 745 SM. Dia berambisi besar untuk mengadakan ekspansi ke Barat. Ini berarti bahwa negara-negara Aram, Fenisia, Israel dan Yehuda bahkan Mesir terancam keselamatannya.
Inilah zaman di mana Yesaya dipanggil menjadi nabi pada tahun 742 SM. Raja Pekah dari Israel Utara bersama Raja Rezin dari Aram, mengadakan suatu persekutuan militer untuk melawan Asyur. Oleh karena Raja Ahas dari Yehuda me- nolak untuk bergabung dalam persekutuan itu, maka Pekah dan Rezin mengepung kota Yerusalem dengan maksud untuk menyisihkan Raja Ahas. Perang ini disebut perang Syiro-Efraimi (734 — 733 SM.). Raja Ahas lalu minta bantuan dari Asyur, wa-laupun Nabi Yesaya menegomya. Tiglath Pileser, raja Asyur, lalu datang menyerang Israel Utara dan menduduki tanah Galilea. la selanjumya menjajah tanah Filistin sepanjang pantai Israel Utara di seberang sungai Yordan (tanah Gilead). Kernudian Tiglath Pileser juga menduduki tanah Aram dengan ibukota Damaskus (732). Pada tahun 726 SM., Tiglath Pileser wafat dan diganti Oleh Salmanesser V. Sementara Israel Utara tetap memberontak terhadap Asyur. Akibatnya, pada tahun 721 SM., kota Samariajatuh dan diduduki Oleh Asyur, setelah dikepung tiga tahun lamanya. Negara Israel Utara dihapus oleh Raja Sargon dan sebagian besar penduduknya dibuang ke Asyur.
c.       Negara Yehuda sementara itu masih dapat bertahan oleh karena bersikap me- ngalah terhadap Asyur. Akan tetapi, lama kelamaan timbullah juga nafsu untuk memberontak terhadap Asyur dengan mendapat dukungan dari Mesir. Dua kali mereka telah memberontak. Perlama pada waktu Raja Sargon Il dari Asyur yang wafat pada tahun 705 SM. (lih. pasal 36 — 37). Pemberontakan kedua ditumpas oleh Raja Sanherib. Yehuda diduduki dan dirusak, akan tetapi Sanherib tidak berhasil merebut kota Yerusalem (701 SM.).
d.      Pesan Nabi Yesaya di tengah krisis nasional itu : senantiasa aktifmemberitakan firman Tuhan kepada raja-raja Yehuda dan para pemimpin di Yehuda, agar dengan penuh keberanian dan ketegasan tetap bersikap waspada dan bertindak. Yesaya menasihatkan agar Yehuda tetap bersandar kepada Tuhan saja, dan jangan kepada negara-negara besar lainnya, seperti Asyur atau Mesir. Pada satu pihak Asyur di- pandang sebagai alat di tangan Tuhan yang menghukum kejahatan dan kemurtadan Yehuda (lih. 10:5 dst.). Akan tetapi, pada pihak lain Asyur sendiri, oleh karena kesombongannya, tidak akan luput dari hukuman Tuhan (lih. 10:7-19, 25-27; 14:24- 27; 31 dst.). Mesir pun merupakan negara yang rapuh, karena sebenar- nya ia lemah dan juga hina (30:7; 31:3).
 
 
2.      Aktivitas kenabian Yesaya.
Periode-periode aktivitas kenabian Yesaya dapat dibagi atas: 
a.       Aktivitas mula-mula (742 — 734 SM.) 
-          Nubuat-nubuat yang berhubungan dengan timbulnya ancaman dari Asyur terhadap Yehuda. Kecaman terhadap Israel dan Yehuda, dan memberitakan hukuman malapetaka alam. 
-          Menentang Raja Ahas dalam rangka menghadapi ancaman perang Syiro- Efraimi (734-733). 
b.      Aktivitas lanjutan (715 — 705) 
-          Penolakan Raja Ahas terhadap nubuat-nubuat yang disampaikan. Kota Samaria benar-benar jatuh pada tahun 721 SM. 
-          Berita hukuman terhadap Filistin dan bangsa-bangsa kafir, danjuga terhadap para pemimpin di Yerusalem karena telah murtad (28:7-22; 30:1-5; 31 : 1-3; 22:15-25; 29:1-16). 
c.       Aktivitas kemudian (7()5 — 701) 
Yesaya terlibat dalam suasana kritis politik nasional yang dihadapi oleh Raja Hizkia. Peristiwa-peristiwa pada tahun-tahun ini mencetuskan nubuat-nubuat yang kemudian dijadikan inti dari pengumpulan pencatatan nubuat-nubuat Yesaya dalam menghadapi serangan dari Sanherib terhadap Yerusalem. Yesaya berseru kepada Hizkia agar jangan bersandar kepada Mesir atau negara-negara lain, melainkan ke- pada kuasa Tuhan saja. Asyur, pada satu pihak adalah alat dalam tangan Tuhan, akan tetapi pada pihak lain Asyur juga akan dihukum oleh Tuhan (10:5-19; 37:22-29). Setelah pengepungan dan pengrusakan Yerusalem pada tahun 701 SM., tidak diketahui lagi aktivitas Nabi Yesaya. 
3.      Pemikiran-pemikiran pokok dan makna teologinya.
Berita kenabian Yesaya dikaitkan dengan situasi sosial politik yang bervariasi pada mman-mman yang berubah-ubah. Tuhan dinyatakan sebagai Yang Setiawan terhadap Petjanjian-Nya dan terhadap rencana keselamatan-Nya. Inilah berita peng-harapan dan yang penting dalam kitab ini (7:4; 6:13). Tuhan akan men- datangkan mrnan yang baru di mana ada kebenaran dan keadilan secara Lmiversal, darnai sejahtera di seluruh alam semesta di bawah pemerintahan seorang Raja Damai (9:1-6; 11:1-10•, 12:14; 19:18-25). 
Tuhan yang Mahakudus menguasai dan menentukan sejarah bangsa-bangsa dunia. Dia adalah satu-satunya Allah dan Penolong yang patut diberi hormat dan sembah. Oleh karenanya, fir-man Tuhan di segala bidang kehidupan manusia: dalam politik dan masa-masa krisis di dunia. Di sinilah kita melihat tugas Gereja di seluruh dunia. Tuhan adalah keselamatan kita! 
4.      Komposisi kitab dan penyusunannya.
Jelaslah bahwa susunan kitab ini amat kompleks Oleh karena tidak berasal dari satu tangan, melainkan merupakan satu pengumpulan dari para redaktor yang memelihara tradisi Yesayanis pada mrnan yang berbeda-beda. Menurut para pakar pada umumnya (mis. Robert H. Pfeiffer dalam bukunya Introduction of the Old Testament), Kitab Yesaya ini disusun dalam txberapa tahap dan merupakan Suatu 'koleksi dari koleksi-koleksi tradisi Yesayanis'. 
Secara singkat dan sederhana, komposisinya bisa dibagi dalam tiga bagian besar, yaitu: pengumpulan pertama meliputi pasa-pasal I — 12 yang disusun Oleh redaktor sesudah kematian Nabi Yesaya; hal ini tampak padajudul I : I yang meng-uraikan siapa Nabi Yesaya itu. Pengumpulan kedua meliputi pasal-pasal 13 — 27 yang merupakan suatu koleksi yang sebagian besar berasal dari tradisi Yesayanis, dengan menambahkan satu bagian yang bersifat apokaliptis pada pasal 24 — 27.  Pengumpulan ketiga meliputi pasal 28 — 39, yang bersifat lebih kompleks lagi dan meliputi: 
-          Kelompok ayat-ayat dalam pasal 28 — 33: intinya berisi nubuat dari Nabi Yesaya sendiri, kernudian ditambah dengan bagian yang bersifat apokaliptis (pasal 32 - 33). 
-          Pasal 34 — 35 kemudian ditambahkan penutup yang bersifat eskatologis. 
Dengan demikian, koleksi itu merupakan satu kesatuan lengkap dari pasal I sampai dengan pasal 35. Akan tetapi, sekitar abad ke-3 SM., pasal 36 — 39 ditarn- bahkan lagi kepada kitab kesatuan pasal 1 — 35 tersebut. Tambahan terakhir ini dida-sarkan atas Kitab 2 Raja-raja 18: 13 — 20: 19, dan dijadikannya penutup untuk Kitab Yesaya 28 - 39. 
Dalam penyusunan tafsiran atas kitab ini, kami menggunakan tiga pembagian besar, sebagai berikut: 
-          Bagian per-tama meliputi pasal I — 12. 
-          Bagian keduameliputi pasal 13 — 27. 
-          Bagian ketiga meliputi pasal 28 — 39 



No comments:

Post a Comment

Official Virgozta