Nama :
SURIYAH S.
N I M :
01041504
Sekolah :
STT Lintas Budaya
Dosen :
Bapak Tutur PT. Panjaita, M.Th
Mata Kuliah : Tafsir PL IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Tugas :
Membuat makalah tentang Pesan-pesan dalam Kitab Ratapan
PENDAHULUAN
Kitab Ratapan (bahasa Ibrani:
איכה ʾēḫā(h), Eikha) terdiri dari lima syair
yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586
s.M., dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu. Kitab ini ditulis oleh
nabi Yeremia.
Dalam Alkitab bahasa Indonesia
terjemahan lama, kitab ini disebut "Nudub Yeremia".
Dalam bahasa Ibrani
disebut Eikhah, yang artinya adalah "Kenapa," yang merupakan rumus
dalam memulai nyanyian ratapan. Dalam Septuaginta
dalam bahasa Yunani disebut threnoi (dari
bahasa Ibrani
qinoth, yang berarti "ratapan").
Walaupun kitab ini pada
umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada
Tuhan dan harapan akan masa depan yang cerah. Misalnya bagian yang
mengungkapkan: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (3:22-23).
Syair-syair ini digunakan
oleh orang Yahudi
dalam ibadah mereka pada hari-hari
khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan
setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586
SM.
Penulis: Kitab Ratapan tidak
menyatakan siapa nama penulisnya. Tradisi menyatakan bahwa Nabi Yeremia sebagai
penulis Ratapan.
Pandangan ini masuk akal
mengingat Yeremia adalah saksi kehancuran Yerusalem di tangan orang Babel.
Karena itu, Yeremia sangat mungkin menjadi penulisnya (2 Tawarikh 35:25;
36:21-22).
Tanggal Penulisan:
Kitab Ratapan diperkirakan dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 586- 575
SM, tidak lama setelah jatuhnya Yerusalem.
Tujuan Penulisan:
Sebagai akibat dari berlanjutnya penyembahan berhala Yudea, Allah mengijinkan
Babel untuk menaklukkan, menjarah, membakar, dan menghancurkan Yerusalem. Bait
Salomo, yang telah berdiri selama 400 tahun, habis terbakar.
Nabi Yeremia, saksi mata
akan peristiwa ini, menulis Kitab Ratapan sebagai bentuk keluh kesahnya atas
hukuman yang jatuh kepada Yudea dan Yerusalem.
Ayat Kunci: Ratapan 2:17,
"TUHAN telah menjalankan yang dirancangkan-Nya, Ia melaksanakan yang
difirmankan-Nya, yang diperintahkan-Nya dahulu kala; Ia merusak tanpa belas
kasihan, Ia menjadikan si seteru senang atas kamu, Ia meninggikan tanduk
lawan-lawanmu."
Ratapan 3:22-23,
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Ratapan 5:19-22,
"Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke
masa! Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian
lama? Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali,
baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala! Atau, apa Engkau sudah membuang
kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?"
Rangkuman: Kitab Ratapan dibagi
menjadi lima pasal. Setiap pasal mewakili sajak yang berbeda. Dalam bahasa
Ibrani, ayat ini merupakan sajak tersusun, dimana setiap ayat dimulai dengan
abjad berikutnya dalam huruf berikutnya dalam alfabet Ibrani.
Di dalam Kitab Ratapan,
Nabi Yeremia mengerti bahwa orang Babel dijadikan Allah sebagai alat untuk
menghakimi Yerusalem (Ratapan 1:12-15; 2:1-8; 4:11). Kitab Ratapan menjelaskan
bahwa dosa dan pelanggaran menjadi penyebab murka Allah dituangkan (1:8-9;
4:13; 5:16).
Ratapan memang wajar
ketika sedang bersusah hati. Akan tetapi, seharusnya dengan cepat ia membawa
seseorang kepada penyesalan dan pertobatan (Ratapan 3:40-42; 5:21-22).
Bayangan: Yeremia dikenal sebagai
"nabi yang menangis" karena gairahnya yang dalam bagi bangsanya dan
kota mereka (Ratapan 3:48-49). Kesedihan atas dosa bangsanya dan penolakan
mereka akan Allah juga diungkapkan oleh Yesus ketika Ia mendekati Yerusalem dan
melihat masa depan dimana mereka akan hancur oleh orang Romawi (Lukas
19:41-44).
Karena penolakan orang
Yahudi terhadap Mesias, Allah menggunakan bangsa Romawi untuk menghukum
umatNya. Allah tidak bersukacita ketika menghukum anak-anakNya. Yesus Kristus
yang disediakan sebagai jalan keluar bagi para pendosa menjadi wujud belas
kasihNya yang besar kepada umatNya.
Satu hari, karena
Kristus, Allah akan menghapuskan semua air mata (Wahyu 7:17). Praktek:
Meskipun berada di bawah hukuman yang keras, Allah itu Allah yang tetap
memberikan pengharapan (Ratapan 3:24-25). Tanpa mempedulikan seberapa jauhnya
kita telah pergi dariNya, kita tetap bisa berharap bahwa kita dapat kembali
kepadaNya dan meminta belas kasihan dan pengampunan daripadaNya (1 Yohanes
1:9).
Allah itu adalah Allah
pengasih (Ratapan 3:22). Karena begitu besarnya kasihNya dan belas kasihanNya,
Ia mengutus AnakNya supaya kita tidak perlu binasa dalam dosa; supaya kita
dapat hidup kekal bersamaNya (Yohanes 3:16).
Kesetiaan Allah (Ratapan
3:23) dan penyelamatanNya (Ratapan 3:26) merupakan beberapa ciri khasNya yang
memberi kita harapan dan kenyamanan. Ia bukan Allah yang acuh-tak acuh, atau
berubah-ubah, melainkan Allah yang akan menyelamatkan semua orang yang
berpaling kepadaNya.
Yaitu mereka yang
sungguh-sungguh merasa tidak dapat melakukan apapun untuk menyenangkanNya, yang
meminta belas kasihan Allah supaya tidak dibinasakan (Ratapan 3:22).
AJARAN-AJARAN
UTAMA DALAM KITAB RATAPAN
1. Pasal
1 (Rat
1:1-22 ). Yeremia menangisi keadaan Yerusalem
yang dihancurkan
Bacalah pasal Rat 1:16-22 . Apa sebab Yeremia menangis ?
Bacalah pasal Rat 1:16-22 . Apa sebab Yeremia menangis ?
Yeremia
dalam tangisnya menyatakan bahwa kerusakan dan kesukaran
Yerusalem, merupakan pernyataan daripada murka Allah
Apakah sebab Yerusalem dihukum Allah ? (pasal Rat 2:14 ).
Apakah sebab Yerusalem dihukum Allah ? (pasal Rat 2:14 ).
Yeremia
menunjukkan perasaannya dengan menangisi segala kesukaran
dan penderitaan bangsanya
Yeremia
dalam tangisnya menceritakan bahwa semua penderitaan dan
kesukaran yang terjadi adalah akibat dari perbuatan-perbuatan dosa
bangsa Israel
Apakah kesalahan bangsa Israel ? (pasal Rat 4:6 ).
Apakah kesalahan bangsa Israel ? (pasal Rat 4:6 ).
Yeremia
dalam tangisnya memohonkan doa pada Allah untuk memulihkan
kembali keadaan bangsa Israel
1.
Dalam Kitab Ratapan, apakah sketsa
dari kitab ini?
J:
Berikut adalah sebuah sketsa daRat tingkatan yang tinggi.
Rat
1
Rintihan mengenai kehancuran dan kesusahan Sion
...Rat
1:1-11 Ditinggalkan oleh Allah dan manusia
...Rat
1:12-22 Mengapa ia menangis atas dosa
Rat
2
Siapa dan Mengapa: Tuhan melakukan ini sebagaimana Ia merencanakannya
Rat
3
Bereaksi atas kedisiplinan Allah
Rat
4
Masa lalu dan masa depan Yehuda
Rat
5
Memohon atas Kemurahan Allah untuk Pemulihan
2. Perbedaan
Antara Bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani Septuagin
J:
The Expositor's Bible Commentary vol.6 hal.699 mengatakan, "MT
[Tulisan Masoretik] dijaga dengan baik, dan sedikit bantuan untuk pembenaran
yang memungkinkan dapat diraih dari LXX [Septuagin] atau versi Siria. Ini
sepertinya berdasarkan pada versi MT sekarang. Pastinya, varian dalam LXX jelas
utamanya karena perubahan dari tulisan Yunani bukan karena perbedaan dalam
bahasa Ibrani." Berikut adalah beberapa perbedaan. Pertama adalah tulisan
dari versi Masoretik, diikuti dengan variasinya. Contoh ini berfokus pada pasal
1, dan beberapa bagian dalam pasal lain.
Sebelum
Rat 1:1, dalam versi Septuagin, adalah sebagai berikut:
"Dan berlalulah, setelah Israel ditawan, dan Yerusalem menjadi hancur,
Yeremia duduk bercucuran air mata, dan meratap ratapan ini atas Yerusalem, dan
berkata. Dalam versi Septuagin judul kitab adalah "Ratapan Yeremia"
Sebelum
tiap ayat dalam versi Septuagin adalah huruf dalam bahasa
Ibrani. Karena struktur akrostik Ibrani akan hilang dalam bahasa Yunani,
rupanya mereka merasa itu baik untuk menaruh huruf Ibrani untuk menunjukkan
struktur.
Rat
1:3
"diantara kesukaran" vs. "diantara para penindas"
Rat
1:4
"jalan" vs. "arah"
Rat
1:4
"dalam dukacita" vs. "dukacita"
Rat
1:4
"gerbang sunyi senyap" vs. "gerbang dihancurkan"
Rat
1:4
"para perawan bersedih" (versi Masoretik) vs. "para perawan (parthenoi)
ditawan/dibawa
pergi" (versi Septuagin dan Yunani Kuno)
Rat
1:4
"dia dalam kepiluan" vs. "dia dalam kepiluannya sendiri"
Rat
1:5
"telah dimakmurkan" vs. "pada ketentraman"
Rat
1:6
"kemegahan telah pergi" vs. "keindahan telah direnggut"
Rat
1:7
"Yerusalem mengingat" vs. "Yerusalem memgingat hari-hari atas
kepiluannya,
dan penolakannya"
Rat
1:7
"musuh" vs. "penindas"
Rat
1:7
"kehancurannya" (versi Masoretik) vs. "tempat tinggalnya"
(versi Septuagin) vs. "Sabat-nya" (versi yang sah) vs. "penawanannya"
(versi Aleksandrin)
Rat
1:8
"najis" vs. "dihapuskan" vs. "datang pada kesengsaraan
yang besar"
Rat
1:8
"Mereka yang mengenalnya merendahkannya" vs. "semua yang dulu
menghormatinya telah membuatnya sedih"
Rat
1:8
"ketelanjangan" vs. "memalukan"
Rat
1:9
"pada pakaiannya" vs. "bagian kakinya"
Rat
1:9
"dengan terkejut terjatuh" vs. "merendahkan suaranya"
Rat
1:9 "Lihatlah Ya Tuhan, akan kedukaanku" (versi Masoretik, versi
Septuagin) vs.
Lihatlah
Ya Tuhan, akan kedukaannya" (versi Latin Kuno, Koptik Bohairik)
Rat 1:11 "Aku telah menjadi najis" vs. "ia menjadi terhina"
Rat 1:11 "Aku telah menjadi najis" vs. "ia menjadi terhina"
Rat
1:12
"Tidak ada artinya bagimu, semua yang berlalu? Lihatlah, dan lihat jika
ada kesedihan seperti kesedihan yang terjadi padaku dengan mana" vs.
"Semua yang berlalu, berpalinglah, dan lihatlah jika ada kesedihan seperti
kesedihanku, yang terjadi padaku"
Rat
1:13
"pingsan sepanjang hari" vs. "sepanjang hari".
Rat
1:14
"Kuk pelanggaranku diikat oleh tanganNya; itu menjalin," (versi
Masoreti, versi Targum) vs. "Ia telah mengamati dosaku, semua itu dijalin
ditanganku" (beberapa versi bahasa Ibrani, Septuagin, Siria, Vulgate)
Rat
1:14
"Ia melumpuhkan kekuatanku" vs. "kekuatanku"
Rat
1:15
"menginjak-injak" vs. "membuang"
Rat
1:16
"Mataku, mataku" (kebanyakan dari versi Masoretik) vs. "Mata
milikku" (beberapa dari versi bahasa Ibrani, Septuagin, Siria, Targum,
Vulgate)
Rat
1:16
"adalah sebuah penghibur yang menyegarkan jiwaku" vs. "ia yang
harus menghiburku, yang harus memulihkan jiwaku"
Rat
1:16
"menjauhi kebesaran musuh" vs. "telah dihancurkan karena musuh
telah memenangkannya."
Rat
1:17
"tangan-tangan" vs. "tangan"
Rat
1:17
"sebagai sesuatu yang najis diantara mereka" vs. "sebagai
perempuan yang diturunkan drajatnya."
Rat
1:18
"memberontak terhadap firmanNya" vs. "menggusarkan
firmanNya"
Rat
1:19
"habis waktunya di kota" vs. "menjadi rusak di kota"
Rat
1:20
"kehilangan" vs. "telah kehilangan"
Rat
1:21
"Mereka mendengarnya" vs. "Disini, aku berdoa padamu"
Rat
1:21
"kejahatan" vs. "penderitaan"
Rat
1:22
"dan lakukan kepada mereka sebagaimana Kau telah lakukan padaku untuk
segala pelanggaranku" vs. "dan patahkan mereka, sebagaimana mereka
telah membuat sebuah kumpulan untuk semua dosa-dosaku"
Rat
2:6
"seperti sebuah kebun" (versi Masoretik) vs. "sebagaimana sebuah
anggur" (versi Septuagin)
Rat
2:13
"Apa yang dapat kukatakan padamu?" (versi Masoretik) vs. "Apa
yang dapat kubandingkan denganmu?" (versi Septuagin, Vulgate)
Rat
3:19
"Ingat" (versi Masoretik) vs. "Aku ingat" (versi Septuagin)
Rat 3:22 "Kebaikan Allah dimana kita tidak dihancurkan, karena murahNya tidak pernah berkesudahan" (versi Masoretik) vs. " kemurahan hati Tuhan, yang tidak pernah meninggalkanku, karena kasihnya tidak pernah hilang. Kasihanilah kami, ya Tuhan, setiap awal bulan: karena kami tidak binasakan, karena kasihnya tidak pernah habis." (versi Septuagin, sebuah versi bahasa Ibrani, Targum)
Rat 3:22 "Kebaikan Allah dimana kita tidak dihancurkan, karena murahNya tidak pernah berkesudahan" (versi Masoretik) vs. " kemurahan hati Tuhan, yang tidak pernah meninggalkanku, karena kasihnya tidak pernah hilang. Kasihanilah kami, ya Tuhan, setiap awal bulan: karena kami tidak binasakan, karena kasihnya tidak pernah habis." (versi Septuagin, sebuah versi bahasa Ibrani, Targum)
Rat
3:22
"Tuhan, kita tidak dibuang" (versi Masoretik) vs. "kemurahan
Tuhan tidak pernah berhenti" (versi Siria, Targum)
Rat
3:27
"pada masa mudanya" (versi Masoretik, beberapa versi Septuagin) vs.
"dari masa mudanya" (sejumlah versi bahasa Ibrani, beberapa versi
Septuagin, Latin Kuno, Vulgate)
Rat
3:34 "tawanan-tawanan di dunia" (versi Masoretik) vs. "tawanan-tawanan
dunia" (versi Septuagin) vs. "tawanan-tawanan yang terikat
dunia" (Marinus orang Bardesen (tahun 300 M) dalam buku milik Adamantius Dialogue
on the True Faith edisi Kelima bagian 21 hal.176)
Rat
3:53
"melenyapkan kehidupanku" (versi Masoretik) vs. "menghukum
mati" (versi Septuagin)
Rat
3:55
"lubang terrendah" (versi Masoretik) vs. "tahanan bawah
tanah" (versi Septuagin)
Rat
3:56
"menangis memohon pertolongan" (versi Masoretik) vs. "kepada
penyelamatku" (versi Septuagin, Symmachus) vs. tidak ada (Vulgate)
Rat 4:7 "pangeran-pangerannya" vs. "Para Nazirnya" (versi Septuagin)
Rat 4:16 "orang yang lebih tua" (versi Masoretik dan versi Alexandrine ) vs.
Rat 4:7 "pangeran-pangerannya" vs. "Para Nazirnya" (versi Septuagin)
Rat 4:16 "orang yang lebih tua" (versi Masoretik dan versi Alexandrine ) vs.
"para
nabi" (versi Septuagin dari Brenton's Septuagint)
Rat 5:5 "pedang dileher kami" (versi Masoretik, beberapa versi Septuagin) vs. " pedang hutan" (beberapa versi Septuagin) vs. "dengan sebuah kuk di leher kami" (Symmachus)
Rat 5:5 "pedang dileher kami" (versi Masoretik, beberapa versi Septuagin) vs. " pedang hutan" (beberapa versi Septuagin) vs. "dengan sebuah kuk di leher kami" (Symmachus)
Rat
5:13
"pemuda bekerja keras dengan batu" (versi Masoretik) vs. "orang
yang terpilih mengangkat suara dalam tangisan" (versi Septuagin)
3. Dalam
Kitab Ratapan, kapankah kitab ini ditulis?
J: Kebanyakan atau seluruh dari kitab ini
kemungkinan ditulis setelah jatuhnya Yerusalem tanggal 7/18/587 or 586 S.M.
Jika Yeremia menulis itu, maka ia mungkin menulisnya sebelum jatuh ke tangan
Mesir tahun 583/582 S.M.
4. Dalam
Kitab Ratapan, apakah yang luar biasa tentang struktur penulisannya?
J: Kitab Ratapan adalah kitab dengan
sangat terstruktur. Kitab ini berisi lima syair puitis (atau ratapan), dan satu
puisi setiap pasal.
1.
Setiap puisi kecuali bagian
tengah berisi tepatnya 22 ayat. Ini adalah struktur daRat bahasa Ibrani, bukan
hanya terjemahan.
2.
Setiap ayat daRat pasal 1, 2,
dan 4 dimulai dengan sebuah huruf yang berturut-turut tentang alphabet bahasa
Ibrani. Bagian lain daRat Alkitab dimana gaya puisi ini digunakan adalah daRat
Mazmur 119. Namun, daRat pasal 2 dan 4, urutan dari dua huruf adalah 'ayin-pe,
ketika itu dibalik daRat alphabet Ibrani.
3.
Puisi yang ditengah memiliki
tepatnya 66 ayat. Tiga ayat pertama tiap dari itu mulai dengan Alef (A), lalu
tiga ayat berikutnya dimulai dengan Bet (B), dst.
4.
Ratapan 4:1-6 sejajar dengan
Ratapan 4:7-11.
5. Dalam
Kitab Ratapan, apakah pesan utama dari kitab ini?
J: Dari A sampai Z, Allah menghukum
sepenuhnya dosa dari Yerusalem. Sama pastinya ketika seseorang dapat mengingat
alphabet, orang harus ingat bahwa Allah mengajak manusia bertobat dan kembali
padaNya.
6. Dalam
Kitab Ratapan, mengapa bentuk akrostik digunakan?
J: Kitab Ratapan tidak mengatakannya, tapi kita dapat melihat
setidaknya tiga alasan.
1.
Kitab Suci sering dihafalkan,
dan ini akan membantu untuk melakukan hafalan.
2.
Tingkatan yang tinggi dari
sebuah struktur menyinggung kerapian, akibat yang ditentukan Allah kepada
manusia. Tidak ada yang sembarangan tentang keputusan Allah.
3.
Ini adalah sebuah model puisi
Ibrani, yang menunjukkan kita bahwa kitab ini bukanlah sebuah semburan yang
tiba-tiba, tapi adalah lebih kepada sebuah pemikiran yang sangat baik,
komunikasi yang dirancang mengenai dukacita.
7. Dalam
Ratapan 3:15,19, apakah ipuh?
J: Sebuah minuman yang sangat pahit yang dibuat dari tumbuhan yang
pahit rasanya. Meminumnya membuat tubuh bersih dari cacing dan parasit dalam
usus. Kadang itu diragi, dan menghasilkan minuman beralkohol yang disebut
absinth. Absinth adalah salah satu dari beberapa minuman alcohol yang dilarang
untuk diimport di Amerika Serikat. Itu dilarang karena meminumnya berkali-kali
menyebabkan kegilaan.
J: Allah memiliki kasih dan kemurkaan, sebagaimana keseluruhan
pasal dari Ulangan 28 tunjukkan. Selain memiliki belas kasih pada makhluk
ciptaan, dan memiliki belas kasih pada orang yang benar, Allah juga memiliki
belas kasih yang besar pada orang yang berbuat jahat yang bertobat dan kembali
kepadaNya.
8. Dalam
Ratapan 3:38, bagaimana yang baik dan yang buruk keluar dari mulut Allah?
J: Ratapan 3:39, sebagaimana Yeremia 18:11, menunjukkan bahwa
"yang buruk" berarti sesuatu yang bahaya secara fisik, ditekankan
disini, bukan moral yang tidak baik. Keseluruhan kitab Ratapan membuat poin
bahwa Allah tidaklah jahat atau tidak adil dengan memberikan hukuman ini, tapi
ini hanya keadilan yang layak, dan diperingatkan dalam Ulangan 28.
9. Dalam
Ratapan 3:40, bagaimana seorang mencari dan mencoba cara mereka?
J: Menguji diri kita sendiri adalah sesuatu yang penting, seperti
ditunjukkan dalam 1 Korintus 13:5. Satu cara adalah dengan bertanya pertanyaan
ini.
1.
Jikalau anda mati dan berdiri
dihadapan Allah sekarang, akankah Ia mengijinkan anda masuk ke dalam SurgaNya?
2.
Bagaimana hubungan anda dengan
Allah, dan waktu ketekunan anda dengan Allah?
3.
Apakah anda menghabiskan waktu
dengan melakukan firman Allah?
4.
Apa yang anda lakukan yang
Allah tidak inginkan anda lakukan?
5.
Apa yang anda tidak lakukan,
dan tidak mengajarkan kepada yang lain, yang Allah ingin anda lakukan?
6.
Kapankah sikap anda dan
keinginan anda tidak seperti citri Kristus? Apakah anda tumbuh dalam citra
Kristus?
7.
Penghalang apa yang anda lihat
dalam pertumbuhan rohani anda, dan bagaimana hal itu dapat dihilangkan?
8.
Dimanakah anda ketika anda
tidak memberikan yang terbaik untuk Allah, tapi hanya sebuah tanda usaha saja?
10. Dalam
Ratapan 3:55, bagaimana penulis memanggil Allah dalam lubang yang dalam?
J: Bahasa Ibrani disini secara harfiah adalah "lubang yang
paling rendah", dan versi Septuagin menterjemahkan ini sebagai
"penjara bawah tanah". Yeremia, dan umat Allah yang setia, diketahui
mereka memanggil Allah dari situasi terburuk yang memungkinkan. Mereka juga
diketahui bahwa situasi mereka hanyalah karena dosa mereka.
Sebagai tambahan, Raja Zedekia dibutakan dan ditahan di penjara
bawah tanah di Babel seumur hidupnya, dalam Yeremia 52:11 dan 2 Raja-raja 25:7.
Raja Yoyakin dipenjara dalam 2 Raja-raja 24:12. Sebelumnya, Raja Manasye
dipenjara di Babel dalam 2 Tawarikh 33:11.
11. Dalam
Ratapan 3:55, bagaimana dari beberapa percayawan merasa mereka berada dalam
sebuah lubang yang rendah saat ini?
J: Percayawan yang sejati dapat merasakan mereka berada dalam
lubang yang rendah untuk beberapa alasan.
1.
Paulus pada suatu waktu merasa
seperti berputus asa dalam hidupnya, dalam 2 Korintus 1:8.
2.
Umat yang percaya dapat merasa
putus asa ketika Allah mendisiplinkan mereka atas dosa mereka sendiri (Ibrani
12:5-11).
3.
Umat yang percaya dapat merasa
putus asa ketika orang yang mereka kenal berada dalam situasu yang buruk karena
ketidakmenurutan mereka, walaupun percayawan itu sendiri adalah orang yang
menurut (Nehemia 1:3-5).
4.
Allah dapat mengijinkan
malapetaka terjadi pada orang yang menurut, tanpa mereka mengerti mengapa itu
terjadi seperti terjadi pada Ayub. Percayawan dapat tetap memuji Allah melalui
keteguhan hati mereka juga.
5.
Dalam tiga situasi pertama,
kadang seorang percayawan secara keliru merasa Allah sedang meninggalkan
mereka, atau teman mereka, dan Allah tidak pernah dekat dengan mereka lagi.
KESIMPULAN
1.
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Yeremia merasakan
kesedihan akan keadaan bangsanya, karena dosa-dosa mereka. Hal ini juga
mengajarkan agar setiap orang Kristen mempunyai beban akan bangsanya yang belum
mengenal Tuhan Yesus.
2.
Kehancuran kota Yerusalem merupakan pernyataan
penghukuman Allah atas dosa bangsa Israel. Dengan demikian berarti Allah juga
pasti menghukum anak-anak-Nya yang berbuat dosa.
3.
Dalam keadaan yang penuh penderitaan Yeremia berdoa
untuk memohonkan pertolongan dari Allah. Demikian pulalah hendaknya setiap
orang percaya memohon pertolongan Allah, ketika mengalami penderitaan.
No comments:
Post a Comment
Official Virgozta