Monday, June 12, 2017

Tugas Membuat Makalah tentang Pesan-pesan dalam Kitab Ratapan



Nama               : SURIYAH S.  
N I M              : 01041504
Sekolah           : STT Lintas Budaya
Dosen              : Bapak Tutur PT. Panjaita, M.Th
Mata Kuliah    : Tafsir PL IV Kitab Nabi-Nabi Besar
Tugas               : Membuat makalah tentang Pesan-pesan dalam Kitab Ratapan


PENDAHULUAN
Kitab Ratapan (bahasa Ibrani: איכה ʾēḫā(h), Eikha) terdiri dari lima syair yang meratapi jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586 s.M., dan kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu. Kitab ini ditulis oleh nabi Yeremia. Dalam Alkitab bahasa Indonesia terjemahan lama, kitab ini disebut "Nudub Yeremia".
Dalam bahasa Ibrani disebut Eikhah, yang artinya adalah "Kenapa," yang merupakan rumus dalam memulai nyanyian ratapan. Dalam Septuaginta dalam bahasa Yunani disebut threnoi (dari bahasa Ibrani qinoth, yang berarti "ratapan").
Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Tuhan dan harapan akan masa depan yang cerah. Misalnya bagian yang mengungkapkan: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (3:22-23).
Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan setiap tahun untuk mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586 SM.
Penulis: Kitab Ratapan tidak menyatakan siapa nama penulisnya. Tradisi menyatakan bahwa Nabi Yeremia sebagai penulis Ratapan.
Pandangan ini masuk akal mengingat Yeremia adalah saksi kehancuran Yerusalem di tangan orang Babel. Karena itu, Yeremia sangat mungkin menjadi penulisnya (2 Tawarikh 35:25; 36:21-22).
Tanggal Penulisan: Kitab Ratapan diperkirakan dituliskan dalam kurun waktu antara tahun 586- 575 SM, tidak lama setelah jatuhnya Yerusalem.
Tujuan Penulisan: Sebagai akibat dari berlanjutnya penyembahan berhala Yudea, Allah mengijinkan Babel untuk menaklukkan, menjarah, membakar, dan menghancurkan Yerusalem. Bait Salomo, yang telah berdiri selama 400 tahun, habis terbakar.
Nabi Yeremia, saksi mata akan peristiwa ini, menulis Kitab Ratapan sebagai bentuk keluh kesahnya atas hukuman yang jatuh kepada Yudea dan Yerusalem.
Ayat Kunci: Ratapan 2:17, "TUHAN telah menjalankan yang dirancangkan-Nya, Ia melaksanakan yang difirmankan-Nya, yang diperintahkan-Nya dahulu kala; Ia merusak tanpa belas kasihan, Ia menjadikan si seteru senang atas kamu, Ia meninggikan tanduk lawan-lawanmu."
Ratapan 3:22-23, "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"
Ratapan 5:19-22, "Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa! Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama? Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala! Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?"
Rangkuman: Kitab Ratapan dibagi menjadi lima pasal. Setiap pasal mewakili sajak yang berbeda. Dalam bahasa Ibrani, ayat ini merupakan sajak tersusun, dimana setiap ayat dimulai dengan abjad berikutnya dalam huruf berikutnya dalam alfabet Ibrani.
Di dalam Kitab Ratapan, Nabi Yeremia mengerti bahwa orang Babel dijadikan Allah sebagai alat untuk menghakimi Yerusalem (Ratapan 1:12-15; 2:1-8; 4:11). Kitab Ratapan menjelaskan bahwa dosa dan pelanggaran menjadi penyebab murka Allah dituangkan (1:8-9; 4:13; 5:16).
Ratapan memang wajar ketika sedang bersusah hati. Akan tetapi, seharusnya dengan cepat ia membawa seseorang kepada penyesalan dan pertobatan (Ratapan 3:40-42; 5:21-22).
Bayangan: Yeremia dikenal sebagai "nabi yang menangis" karena gairahnya yang dalam bagi bangsanya dan kota mereka (Ratapan 3:48-49). Kesedihan atas dosa bangsanya dan penolakan mereka akan Allah juga diungkapkan oleh Yesus ketika Ia mendekati Yerusalem dan melihat masa depan dimana mereka akan hancur oleh orang Romawi (Lukas 19:41-44).
Karena penolakan orang Yahudi terhadap Mesias, Allah menggunakan bangsa Romawi untuk menghukum umatNya. Allah tidak bersukacita ketika menghukum anak-anakNya. Yesus Kristus yang disediakan sebagai jalan keluar bagi para pendosa menjadi wujud belas kasihNya yang besar kepada umatNya.
Satu hari, karena Kristus, Allah akan menghapuskan semua air mata (Wahyu 7:17). Praktek: Meskipun berada di bawah hukuman yang keras, Allah itu Allah yang tetap memberikan pengharapan (Ratapan 3:24-25). Tanpa mempedulikan seberapa jauhnya kita telah pergi dariNya, kita tetap bisa berharap bahwa kita dapat kembali kepadaNya dan meminta belas kasihan dan pengampunan daripadaNya (1 Yohanes 1:9).
Allah itu adalah Allah pengasih (Ratapan 3:22). Karena begitu besarnya kasihNya dan belas kasihanNya, Ia mengutus AnakNya supaya kita tidak perlu binasa dalam dosa; supaya kita dapat hidup kekal bersamaNya (Yohanes 3:16).
Kesetiaan Allah (Ratapan 3:23) dan penyelamatanNya (Ratapan 3:26) merupakan beberapa ciri khasNya yang memberi kita harapan dan kenyamanan. Ia bukan Allah yang acuh-tak acuh, atau berubah-ubah, melainkan Allah yang akan menyelamatkan semua orang yang berpaling kepadaNya.
Yaitu mereka yang sungguh-sungguh merasa tidak dapat melakukan apapun untuk menyenangkanNya, yang meminta belas kasihan Allah supaya tidak dibinasakan (Ratapan 3:22).

AJARAN-AJARAN UTAMA DALAM KITAB RATAPAN
1.      Pasal 1 (Rat 1:1-22 ). Yeremia menangisi keadaan Yerusalem yang dihancurkan
Bacalah pasal
Rat 1:16-22 . Apa sebab Yeremia menangis ?
2.      Pasal 2 (Rat 2:1-22 ).
Yeremia dalam tangisnya menyatakan bahwa kerusakan dan kesukaran Yerusalem, merupakan pernyataan daripada murka Allah
Apakah sebab Yerusalem dihukum Allah ? (pasal
Rat 2:14 ).
3.      Pasal 3 (Rat 3:1-66 ).
Yeremia menunjukkan perasaannya dengan menangisi segala kesukaran dan penderitaan bangsanya
Apakah yang dilakukan Yeremia ketika melihat keadaan bangsanya ? (pasal Rat 3:49-51 ).

4.      Pasal 4 (Rat 4:1-22 ).
Yeremia dalam tangisnya menceritakan bahwa semua penderitaan dan kesukaran yang terjadi adalah akibat dari perbuatan-perbuatan dosa bangsa Israel
Apakah kesalahan bangsa Israel ? (pasal
Rat 4:6 ).
5.      Pasal 5 (Rat 5:1-22 ).
Yeremia dalam tangisnya memohonkan doa pada Allah untuk memulihkan kembali keadaan bangsa Israel

1.      Dalam Kitab Ratapan, apakah sketsa dari kitab ini?
J: Berikut adalah sebuah sketsa daRat tingkatan yang tinggi.
Rat 1 Rintihan mengenai kehancuran dan kesusahan Sion
...Rat 1:1-11 Ditinggalkan oleh Allah dan manusia
...Rat 1:12-22 Mengapa ia menangis atas dosa
Rat 2 Siapa dan Mengapa: Tuhan melakukan ini sebagaimana Ia merencanakannya
Rat 3 Bereaksi atas kedisiplinan Allah
Rat 4 Masa lalu dan masa depan Yehuda
Rat 5 Memohon atas Kemurahan Allah untuk Pemulihan

2.      Perbedaan Antara Bahasa Ibrani dan Bahasa Yunani Septuagin
J: The Expositor's Bible Commentary vol.6 hal.699 mengatakan, "MT [Tulisan Masoretik] dijaga dengan baik, dan sedikit bantuan untuk pembenaran yang memungkinkan dapat diraih dari LXX [Septuagin] atau versi Siria. Ini sepertinya berdasarkan pada versi MT sekarang. Pastinya, varian dalam LXX jelas utamanya karena perubahan dari tulisan Yunani bukan karena perbedaan dalam bahasa Ibrani." Berikut adalah beberapa perbedaan. Pertama adalah tulisan dari versi Masoretik, diikuti dengan variasinya. Contoh ini berfokus pada pasal 1, dan beberapa bagian dalam pasal lain.
Sebelum Rat 1:1, dalam versi Septuagin, adalah sebagai berikut: "Dan berlalulah, setelah Israel ditawan, dan Yerusalem menjadi hancur, Yeremia duduk bercucuran air mata, dan meratap ratapan ini atas Yerusalem, dan berkata. Dalam versi Septuagin judul kitab adalah "Ratapan Yeremia"
Sebelum tiap ayat dalam versi Septuagin adalah huruf dalam bahasa Ibrani. Karena struktur akrostik Ibrani akan hilang dalam bahasa Yunani, rupanya mereka merasa itu baik untuk menaruh huruf Ibrani untuk menunjukkan struktur.
Rat 1:3 "diantara kesukaran" vs. "diantara para penindas"
Rat 1:4 "jalan" vs. "arah"
Rat 1:4 "dalam dukacita" vs. "dukacita"
Rat 1:4 "gerbang sunyi senyap" vs. "gerbang dihancurkan"
Rat 1:4 "para perawan bersedih" (versi Masoretik) vs. "para perawan (parthenoi)
ditawan/dibawa pergi" (versi Septuagin dan Yunani Kuno)  
Rat 1:4 "dia dalam kepiluan" vs. "dia dalam kepiluannya sendiri"
Rat 1:5 "telah dimakmurkan" vs. "pada ketentraman"
Rat 1:6 "kemegahan telah pergi" vs. "keindahan telah direnggut"
Rat 1:7 "Yerusalem mengingat" vs. "Yerusalem memgingat hari-hari atas
kepiluannya, dan penolakannya"
Rat 1:7 "musuh" vs. "penindas"
Rat 1:7 "kehancurannya" (versi Masoretik) vs. "tempat tinggalnya" (versi Septuagin) vs. "Sabat-nya" (versi yang sah) vs. "penawanannya" (versi Aleksandrin)
Rat 1:8 "najis" vs. "dihapuskan" vs. "datang pada kesengsaraan yang besar"
Rat 1:8 "Mereka yang mengenalnya merendahkannya" vs. "semua yang dulu menghormatinya telah membuatnya sedih"
Rat 1:8 "ketelanjangan" vs. "memalukan"
Rat 1:9 "pada pakaiannya" vs. "bagian kakinya"
Rat 1:9 "dengan terkejut terjatuh" vs. "merendahkan suaranya"
Rat 1:9 "Lihatlah Ya Tuhan, akan kedukaanku" (versi Masoretik, versi Septuagin) vs.
Lihatlah Ya Tuhan, akan kedukaannya" (versi Latin Kuno, Koptik Bohairik)
Rat 1:11
"Aku telah menjadi najis" vs. "ia menjadi terhina"
Rat 1:12 "Tidak ada artinya bagimu, semua yang berlalu? Lihatlah, dan lihat jika ada kesedihan seperti kesedihan yang terjadi padaku dengan mana" vs. "Semua yang berlalu, berpalinglah, dan lihatlah jika ada kesedihan seperti kesedihanku, yang terjadi padaku"
Rat 1:13 "pingsan sepanjang hari" vs. "sepanjang hari".
Rat 1:14 "Kuk pelanggaranku diikat oleh tanganNya; itu menjalin," (versi Masoreti, versi Targum) vs. "Ia telah mengamati dosaku, semua itu dijalin ditanganku" (beberapa versi bahasa Ibrani, Septuagin, Siria, Vulgate)
Rat 1:14 "Ia melumpuhkan kekuatanku" vs. "kekuatanku"
Rat 1:15 "menginjak-injak" vs. "membuang"
Rat 1:16 "Mataku, mataku" (kebanyakan dari versi Masoretik) vs. "Mata milikku" (beberapa dari versi bahasa Ibrani, Septuagin, Siria, Targum, Vulgate)
Rat 1:16 "adalah sebuah penghibur yang menyegarkan jiwaku" vs. "ia yang harus menghiburku, yang harus memulihkan jiwaku"
Rat 1:16 "menjauhi kebesaran musuh" vs. "telah dihancurkan karena musuh telah memenangkannya."
Rat 1:17 "tangan-tangan" vs. "tangan"
Rat 1:17 "sebagai sesuatu yang najis diantara mereka" vs. "sebagai perempuan yang diturunkan drajatnya."
Rat 1:18 "memberontak terhadap firmanNya" vs. "menggusarkan firmanNya"
Rat 1:19 "habis waktunya di kota" vs. "menjadi rusak di kota"
Rat 1:20 "kehilangan" vs. "telah kehilangan"
Rat 1:21 "Mereka mendengarnya" vs. "Disini, aku berdoa padamu"
Rat 1:21 "kejahatan" vs. "penderitaan"
Rat 1:22 "dan lakukan kepada mereka sebagaimana Kau telah lakukan padaku untuk segala pelanggaranku" vs. "dan patahkan mereka, sebagaimana mereka telah membuat sebuah kumpulan untuk semua dosa-dosaku"
Rat 2:6 "seperti sebuah kebun" (versi Masoretik) vs. "sebagaimana sebuah anggur" (versi Septuagin)
Rat 2:13 "Apa yang dapat kukatakan padamu?" (versi Masoretik) vs. "Apa yang dapat kubandingkan denganmu?" (versi Septuagin, Vulgate)
Rat 3:19 "Ingat" (versi Masoretik) vs. "Aku ingat" (versi Septuagin)
Rat 3:22
"Kebaikan Allah dimana kita tidak dihancurkan, karena murahNya tidak pernah berkesudahan" (versi Masoretik) vs. " kemurahan hati Tuhan, yang tidak pernah meninggalkanku, karena kasihnya tidak pernah hilang. Kasihanilah kami, ya Tuhan, setiap awal bulan: karena kami tidak binasakan, karena kasihnya tidak pernah habis." (versi Septuagin, sebuah versi bahasa Ibrani, Targum)
Rat 3:22 "Tuhan, kita tidak dibuang" (versi Masoretik) vs. "kemurahan Tuhan tidak pernah berhenti" (versi Siria, Targum)
Rat 3:27 "pada masa mudanya" (versi Masoretik, beberapa versi Septuagin) vs. "dari masa mudanya" (sejumlah versi bahasa Ibrani, beberapa versi Septuagin, Latin Kuno, Vulgate)
Rat 3:34 "tawanan-tawanan di dunia" (versi Masoretik) vs. "tawanan-tawanan dunia" (versi Septuagin) vs. "tawanan-tawanan yang terikat dunia" (Marinus orang Bardesen (tahun 300 M) dalam buku milik Adamantius Dialogue on the True Faith edisi Kelima bagian 21 hal.176)
Rat 3:53 "melenyapkan kehidupanku" (versi Masoretik) vs. "menghukum mati" (versi Septuagin)
Rat 3:55 "lubang terrendah" (versi Masoretik) vs. "tahanan bawah tanah" (versi Septuagin)
Rat 3:56 "menangis memohon pertolongan" (versi Masoretik) vs. "kepada penyelamatku" (versi Septuagin, Symmachus) vs. tidak ada (Vulgate)
Rat 4:7
"pangeran-pangerannya" vs. "Para Nazirnya" (versi Septuagin)
Rat 4:16
"orang yang lebih tua" (versi Masoretik dan versi Alexandrine ) vs.
"para nabi" (versi Septuagin dari Brenton's Septuagint)
Rat 5:5
"pedang dileher kami" (versi Masoretik, beberapa versi Septuagin) vs. " pedang hutan" (beberapa versi Septuagin) vs. "dengan sebuah kuk di leher kami" (Symmachus)
Rat 5:13 "pemuda bekerja keras dengan batu" (versi Masoretik) vs. "orang yang terpilih mengangkat suara dalam tangisan" (versi Septuagin)

3.      Dalam Kitab Ratapan, kapankah kitab ini ditulis?
J: Kebanyakan atau seluruh dari kitab ini kemungkinan ditulis setelah jatuhnya Yerusalem tanggal 7/18/587 or 586 S.M. Jika Yeremia menulis itu, maka ia mungkin menulisnya sebelum jatuh ke tangan Mesir tahun 583/582 S.M.

4.      Dalam Kitab Ratapan, apakah yang luar biasa tentang struktur penulisannya?
J: Kitab Ratapan adalah kitab dengan sangat terstruktur. Kitab ini berisi lima syair puitis (atau ratapan), dan satu puisi setiap pasal.
1.      Setiap puisi kecuali bagian tengah berisi tepatnya 22 ayat. Ini adalah struktur daRat bahasa Ibrani, bukan hanya terjemahan.
2.      Setiap ayat daRat pasal 1, 2, dan 4 dimulai dengan sebuah huruf yang berturut-turut tentang alphabet bahasa Ibrani. Bagian lain daRat Alkitab dimana gaya puisi ini digunakan adalah daRat Mazmur 119. Namun, daRat pasal 2 dan 4, urutan dari dua huruf adalah 'ayin-pe, ketika itu dibalik daRat alphabet Ibrani.
3.      Puisi yang ditengah memiliki tepatnya 66 ayat. Tiga ayat pertama tiap dari itu mulai dengan Alef (A), lalu tiga ayat berikutnya dimulai dengan Bet (B), dst.
4.      Ratapan 4:1-6 sejajar dengan Ratapan 4:7-11.


5.      Dalam Kitab Ratapan, apakah pesan utama dari kitab ini?
J: Dari A sampai Z, Allah menghukum sepenuhnya dosa dari Yerusalem. Sama pastinya ketika seseorang dapat mengingat alphabet, orang harus ingat bahwa Allah mengajak manusia bertobat dan kembali padaNya.

6.       Dalam Kitab Ratapan, mengapa bentuk akrostik digunakan?
J: Kitab Ratapan tidak mengatakannya, tapi kita dapat melihat setidaknya tiga alasan.
1.      Kitab Suci sering dihafalkan, dan ini akan membantu untuk melakukan hafalan.
2.      Tingkatan yang tinggi dari sebuah struktur menyinggung kerapian, akibat yang ditentukan Allah kepada manusia. Tidak ada yang sembarangan tentang keputusan Allah.
3.      Ini adalah sebuah model puisi Ibrani, yang menunjukkan kita bahwa kitab ini bukanlah sebuah semburan yang tiba-tiba, tapi adalah lebih kepada sebuah pemikiran yang sangat baik, komunikasi yang dirancang mengenai dukacita.

7.      Dalam Ratapan 3:15,19, apakah ipuh?
J: Sebuah minuman yang sangat pahit yang dibuat dari tumbuhan yang pahit rasanya. Meminumnya membuat tubuh bersih dari cacing dan parasit dalam usus. Kadang itu diragi, dan menghasilkan minuman beralkohol yang disebut absinth. Absinth adalah salah satu dari beberapa minuman alcohol yang dilarang untuk diimport di Amerika Serikat. Itu dilarang karena meminumnya berkali-kali menyebabkan kegilaan.
J: Allah memiliki kasih dan kemurkaan, sebagaimana keseluruhan pasal dari Ulangan 28 tunjukkan. Selain memiliki belas kasih pada makhluk ciptaan, dan memiliki belas kasih pada orang yang benar, Allah juga memiliki belas kasih yang besar pada orang yang berbuat jahat yang bertobat dan kembali kepadaNya.

8.      Dalam Ratapan 3:38, bagaimana yang baik dan yang buruk keluar dari mulut Allah?
J: Ratapan 3:39, sebagaimana Yeremia 18:11, menunjukkan bahwa "yang buruk" berarti sesuatu yang bahaya secara fisik, ditekankan disini, bukan moral yang tidak baik. Keseluruhan kitab Ratapan membuat poin bahwa Allah tidaklah jahat atau tidak adil dengan memberikan hukuman ini, tapi ini hanya keadilan yang layak, dan diperingatkan dalam Ulangan 28.

9.      Dalam Ratapan 3:40, bagaimana seorang mencari dan mencoba cara mereka?
J: Menguji diri kita sendiri adalah sesuatu yang penting, seperti ditunjukkan dalam 1 Korintus 13:5. Satu cara adalah dengan bertanya pertanyaan ini.
1.      Jikalau anda mati dan berdiri dihadapan Allah sekarang, akankah Ia mengijinkan anda masuk ke dalam SurgaNya?
2.      Bagaimana hubungan anda dengan Allah, dan waktu ketekunan anda dengan Allah?
3.      Apakah anda menghabiskan waktu dengan melakukan firman Allah?
4.      Apa yang anda lakukan yang Allah tidak inginkan anda lakukan?
5.      Apa yang anda tidak lakukan, dan tidak mengajarkan kepada yang lain, yang Allah ingin anda lakukan?
6.      Kapankah sikap anda dan keinginan anda tidak seperti citri Kristus? Apakah anda tumbuh dalam citra Kristus?
7.      Penghalang apa yang anda lihat dalam pertumbuhan rohani anda, dan bagaimana hal itu dapat dihilangkan?
8.      Dimanakah anda ketika anda tidak memberikan yang terbaik untuk Allah, tapi hanya sebuah tanda usaha saja?

10.  Dalam Ratapan 3:55, bagaimana penulis memanggil Allah dalam lubang yang dalam?
J: Bahasa Ibrani disini secara harfiah adalah "lubang yang paling rendah", dan versi Septuagin menterjemahkan ini sebagai "penjara bawah tanah". Yeremia, dan umat Allah yang setia, diketahui mereka memanggil Allah dari situasi terburuk yang memungkinkan. Mereka juga diketahui bahwa situasi mereka hanyalah karena dosa mereka.
Sebagai tambahan, Raja Zedekia dibutakan dan ditahan di penjara bawah tanah di Babel seumur hidupnya, dalam Yeremia 52:11 dan 2 Raja-raja 25:7. Raja Yoyakin dipenjara dalam 2 Raja-raja 24:12. Sebelumnya, Raja Manasye dipenjara di Babel dalam 2 Tawarikh 33:11.





11.  Dalam Ratapan 3:55, bagaimana dari beberapa percayawan merasa mereka berada dalam sebuah lubang yang rendah saat ini?
J: Percayawan yang sejati dapat merasakan mereka berada dalam lubang yang rendah untuk beberapa alasan.
1.      Paulus pada suatu waktu merasa seperti berputus asa dalam hidupnya, dalam 2 Korintus 1:8.
2.      Umat yang percaya dapat merasa putus asa ketika Allah mendisiplinkan mereka atas dosa mereka sendiri (Ibrani 12:5-11).
3.      Umat yang percaya dapat merasa putus asa ketika orang yang mereka kenal berada dalam situasu yang buruk karena ketidakmenurutan mereka, walaupun percayawan itu sendiri adalah orang yang menurut (Nehemia 1:3-5).
4.      Allah dapat mengijinkan malapetaka terjadi pada orang yang menurut, tanpa mereka mengerti mengapa itu terjadi seperti terjadi pada Ayub. Percayawan dapat tetap memuji Allah melalui keteguhan hati mereka juga.
5.      Dalam tiga situasi pertama, kadang seorang percayawan secara keliru merasa Allah sedang meninggalkan mereka, atau teman mereka, dan Allah tidak pernah dekat dengan mereka lagi.

KESIMPULAN
1.      Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Yeremia merasakan kesedihan akan keadaan bangsanya, karena dosa-dosa mereka. Hal ini juga mengajarkan agar setiap orang Kristen mempunyai beban akan bangsanya yang belum mengenal Tuhan Yesus.
2.      Kehancuran kota Yerusalem merupakan pernyataan penghukuman Allah atas dosa bangsa Israel. Dengan demikian berarti Allah juga pasti menghukum anak-anak-Nya yang berbuat dosa.
3.      Dalam keadaan yang penuh penderitaan Yeremia berdoa untuk memohonkan pertolongan dari Allah. Demikian pulalah hendaknya setiap orang percaya memohon pertolongan Allah, ketika mengalami penderitaan.

No comments:

Post a Comment

Official Virgozta